Sejarah Akupunktur Medik Indonesia

 

Sejarah Pendidikan Akupunktur Medik Indonesia

Sejarah Akupunktur di Indonesia dimulai sejak didirikannya pendidikan dan pelayanan dibidang akupunktur medik yang pada saat itu berada didalam subbagian akupunktur bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM pada tahun 1963 yang dikepalai oleh Prof. dr. Oei Eng Tie. Hal ini merupakan instruksi dari Presiden RI pada saat itu kepada Menteri Kesehatan Prof. dr. Satrio.

Dalam rangka pengembangan penelitian akupunktur dan pelayanannya maka beberapa staf pengajar dari beberapa bidang ilmu kedokteran yang ada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM seperti Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Penyakit Dalam, THT dan Neurologi di didik dalam ilmu akupunktur dibagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM.

Bersamaan dengan terbentuknya subbagian akupunktur, dimulailah dilakukan Pendidikan Dokter Spesialis Akupunktur di RSCM yang peserta didiknya adalah dokter umum yang dikirim oleh Depkes, Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Kepolisian, AIP Pertamina, dll.

Pendidikan Dokter Spesialis Akupunktur ini dilakukan selama 3-4 tahun dimana lulusannya ditempatkan pada banyak rumah sakit di Indonesia. Peserta didik mendapat brevet yang dikeluarkan oleh bagian Akupunktur RSCM yang kemudian ikut ditandatangani oleh direktur RSCM sebagai penanggung jawab tempat pendidikan akupunktur medik. Sejalan perkembangannya terjadi perubahan dari subbagian menjadi bagian Akupunktur dan kemudian berubah menjadi Departemen Medik Akupunktur.

Pada perkembangan lebih lanjut pada tahun 1978 telah disahkan kurikulum PROGRAM PENDIDIKAN AKUPUNKTUR KEDOKTERAN yang lulusannya disebut sebagai dokter ahli (pada saat itu semua dokter spesialis disebut sebagai dokter ahli) yang brevetnya diberikan oleh bagian dan disahkan oleh Perhimpunan Dokter Akupunktur Medik Indonesia (PDAI) kemudian disahkan oleh Majelis Dokter Ahli (MDA) Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pada sekitar tahun 1980AN lulusan program pendidikan Akupunktur Medik mendapat pengakuan sebagai Dokter Spesialis I dari Departemen Pendidikan dan Kesehatan.

Dalam perkembangan selanjutnya terjadi penyempurnaan kurikulum yang mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang pada tahun 2008 telah mendapat pengesahan dari KKI. 

Pengertian akupunktur medik mengacu pada American Board of Medical Acupuncture (ABMA) yang merupakan anggota dari ICMART yang berbunyi “Medical acupuncture is a medical discipline having a central core of knowledge embracing the integration of acupuncture from various traditions into contemporary biomedical practice” (Akupunktur Medik adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki dasar pengetahuan yang mencakup integrasi ilmu akupunktur dari berbagai ilmu tradisional menjadi ilmu biomedik kontemporer). Atas dasar ini Kolegium Akupunktur Indonesia (KAI) menetapkan pengertian Akupunktur Medik atau Kedokteran Akupunktur adalah cabang ilmu kedokteran, yang memanfaatkan pengetahuan dan teknik rangsang akupunktur, yang sudah teruji secara ilmiah sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku, dan pada penerapan klinisnya dalam upaya kuratif-rehabilitatif preventif-promotif menggunakan dasar pembuktian ilmiah (evidence bases medicine).

Dalam perkembangan lebih lanjut maka dalam kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Akupunktur Medik serta dalam kegiatan penelitian diberikan dan digunakan  antara lain bebebarapa cabang ilmu lain seperti imunologi, neurosains, neuroanatomi, neurofisiologi, neurorehabilitasi, biologi molekuler, farmakologi klinik, endokrinologi sebagai dasar perkembangan keilmuan akupunktur medik dan pelayanannya.

Sejarah Akupunktur Dunia II

Perkembangan akupunktur semakin bertambah pesat sejak awal abad ke-20. pada tahun 1913 kementrian pendidikan nasional Jepang membentuk suatu panitia untuk meneliti titik-titik akupunktur. Pada tahun 1918 ditetapkanlah 120 buah titik-titik  akupunktur secara resmi dianggap penting dan memilki khasiat pengobatan.

Di Eropa tercatat dua orang dokter Belanda Ten Rhiye (1683) dan E. kamfer (1712). lalu tercatatat beberapa orang dokter dari perancis  seperti L.marcon dan J. Koyer .  Lalu akupunktur berkembang hingga ke Belgia dan Swiss. Selanjutnya pada 1929 Soulie de Morant telah menterjemahkan buku Pelajaran akupunktur dan Moksa ke dalam bahasa Perancis. Sejak sat itu semakin banyak buku-buku akupunktur yang diterjemahkan ke dalam bahasa perancis sehingga semakin menarik minat banyak kalangan medik yang ikut mempelajari dan mempraktekkan akupunktur di benua tersebut. Beberapa rumah sakit diperancis mulai tertarik untuk ikut mengintegrasikan dan mempraktekkan  pelayanan akupunktur tersebut dalam sistem pelayanan kesehatan pada masyarakat disamping pelayanan kedokteran konvensional yang sudah lama merka terapkan.

Selanjutnya akupunktur semakin berkembang ke beberapa negara lain di Eropa. Tidak ketinggalan jerman, Italia, Rumania, Inggris, Spanyol dll. Perkembngab  akupunktur  juga mencapai Australia dan Rusia. Di Rusia akupunktur pertama kali dikenalkan oleh Tcharoukovski. Namun perkembangannya baru mencuat kembali sejak dikemukankannya teori Pavlov.

Perkembangan akupunktur di Amerika tercatat beberapa nama yang memiliki andil bagi pengenalan dan penyebaran praktek akupunktur di benuaa tersebut seperti F. Bache (1826), W.H. Stockwell (1835), W. M Lee (1837) G.E. Muster (1954) termasuk beberapa nama dari Amerika Latin R. Augilar dan J. Maria (1940) dari Meksiko. H.E. Pelicano (1950) dari  Argentina dan D.V.Thomas (1950)dari Brazil.

PENGOBATAN AKUPUNKTUR MEDIK PADA DEPRESI

          Depresi adalah penyakit yang berhubungan dengan fungsi otak dan berdampak pada seluruh organ tubuh.  Berdasarkan data World Health Organisation (WHO) memperlihatkan bahwa saat ini depresi merupakan penyakit keempat terbanyak di dunia. Studi epidemiologi menunjukkan insiden depresi mencapai 10-20 % dari populasi. Depresi termasuk kelompok penyakit kronik dan berulang dan sulit disembuhkan.

           Beberapa faktor yang seperti faktor biologis, faktor psikososial dan faktor genetik diduga menjadi penyebab depresi. Faktor genetik semakin meningkatkan kerentanan seseorang terhadap depresi. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa adanya faktor genetik yang disertai riwayat stresor mengakibatkan hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem saraf.

           Pada depresi terjadi peningkatan hormon kortisol di dalam cairan cerebrospinalis dan darah. Tingginya kadar kortisol berhubungan dengan berat ringannya depresi. Peningkatan hormon kortisol timbul akibat adanya stresor berlebihan yang dapat mengativasi aksis HPA (Hypothalamo Pituitary Adrenal). Adanya stresor yang berlebihan dan dikaitkan dengan beberapa faktor yang dapat menyebabkan depresi pada seseorang akan menimbulkan hiperaktivitas HPA aksis. Hiperaktivitas HPA aksis akan merangsang sekresi Corticotropin Releasing Hormon (CRH) sehingga CRH juga sangat tinggi pada pasien yang berhadapan dengan stresor. CRH yang tinggi berpengaruh pada hipotalamus dan hipokampus. Pada keadaan normal sekresi CRH akan merangsang hipofisis untuk membentuk Adenocorticotropin Hormon (ACTH). ACTH merangsang kelenjar adrenal untuk membentuk kortisol dan kortisol akan memberikan umpan balik ke hipotalamus dan hipofisis untuk mengurangi sekresi CRH dan ACTH. Namun pada depresi mekanisme umpan balik ini terganggu. Gangguan umpan balik ini menyebabkan ketidakmampuan kortisol untuk menekan sekresi CRH. Disinhibisi sekresi CRH menyebabkan tingginya kadar CRH dalam cairan cerebrospinalis sehingga semakin mempermudah seseorang untuk menderita depresi apabila berhadapan dengan stresor. Apabila peningkatan kadar kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. kerusakan hipokampus inilah yang merusak mekanisme umpan balik kortisol terhadap CRH. Semakin tinggi CRH semakin banyak kortisol. Semakin tinggi kadar kortisol semakin memperberat depresi.  Hiperkortisolemia akan mendestruksi hipokampus. Kerusakan hipokampus menyebabkan disinhibisi aksis HPA dan seterusnya.

         Penegakan diagnosis berdasarkan PPDGJ III meliputi gejala utama dan gejala tambahan. Gejala utama meliputi : Suasana perasaan yang depresi/sedih atau murung, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Gejala tambahan terdiri dari konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan berkurang, gagasan tentang perasaan bersalah dan tak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistik, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri sendiri atau bunuh diri, gangguan tidur, nafsu makan berkurang. (PPDGJ III, Cermin).

         Secara garis besar penatalaksanaan depresi terdiri dari: psikoterapi, obat-obatan, Electroconvulsive Therapy (ECT), akupunktur. Sampai saat ini masih terdapat angka kegagalan dan kekambuhan dalam pengobatan depresi yang cukup besar melalui pengobatan dengan obat-obatan dan fitofarmaka. Hal ini antara lain disebabkan pasien tidak tahan dengan efek samping obat-obat anti depresi. Untuk itu perlu adanya terapi tambahan untuk menambah tingkat kesembuhan depresi dan mengurangi angka kekambuhan. Penelitian Luo dkk menyatakan  efektifitas elektroakupunktur sama dengan pengobatan konvensional Amitriptilin.

         Secara medik telah diketahui bahwa penusukan pada titik-titik akupunktur akan memicu pengeluaran neurotransmitter dan neurohumoral. Terbukti bahwa penusukan pada titik akupunktur merangsang pengeluaran serotonin dan norepineprin. Mekanisme kerja akupunktur pada depresi berkaitan dengan efek sentral. Penusukan pada titik-titik akupunktur terutama di daerah kepala akan segera meningkatan kadar serotonin dan norepineprin terutama di sistem saraf pusat. Rangsangan penusukan akupunktur akan mengaktifasi hipothalamus pituitari sehingga melepaskan serotonin dan beta endorphin ke dalam darah dan cairan cerebrospinal. Beberapa penelitian eksperimental menunjukkan penusukan akupunktur pada titik Bahui (GV-20) berefek meningkatkan metabolisme glukosa di otak terutama di lobus frontallis, lobus parietalis, lobus oksipitalis, nukleus kaudatus,nukleus formis  dan cerebelum. Glukosa dibutuhkan sebagai sumber energi dalam metabolisme otak dan pemeliharaan sel-sel saraf. Lobus frontalis berperan dalam memori, emosi dan kepribadian. Faktor emosi dan kepribadian barkaitan erat dengan depresi.

         Titik Sishenchong (EX-HN-1) dan Yintang (EX-HN-3) dipilih untuk memperkuat efek sentral dari titik Bahui (GV-20) sehingga diharapkan akan memperbanyak sekresi neurotransmitter dan neurohumoral pada cairan cerebrospinalis yang diperlukan untuk mengobati depresi. Titik-titik tersebut juga telah terbukti secara klinis efektif untuk mengobati depresi.

         Penusukan pada titik Hegu (LI-4) dapat mengaktifkan daerah sensorimotor bilateral, lobus frontalis superior dan temporalis superior, thalamus dan cerebellum serta area asosiasi temporal-oksipital. Lobus temporal memiliki fungsi auditori, memori dan pengalaman emosi.  Kerusakan pada lobus ini dapat menimbulkan gangguan emosi yang pada akhirnya berpengaruh pada depresi. Secara empiris penusukan titik Hegu ( LI-4) dan Taichong (Liv-4) terbukti dapat meningkatkan endorfin dan enkefalin dalam jumlah signifikan sehingga bermanfaat sebagai penenang. Efek penenang dan euforia dari neurotransmitter tersebut dapat mengurangi hiperaktifasi  aksis HPA sehingga dapat menurunkan sekresi kortisol.

         Dengan berkurangnya stres melalui sekresi endorphin pada penusukan akupunktur dapat membantu mengatur regulasi kadar kortisol yang tinggi di perifer.  Penusukan pada titik akupunktur juga membantu meregulasi sistem homeostasis tubuh terutama yang yang berkaitan dengan aksis HPA sehingga reaksi umpan balik kortisol terhadap hipotalamus dan hipokampus dapat kembali normal. Penusukan pada titik akupunktur juga meregulasi sistem homeostasis sekresi hormonal lain seperti Growth Hormon dan Tyroid Stimulating Hormon (TSH) yang terlibat dalam patogenesis depresi.

          Pemilihan titik berdasarkan pada bukti klinis (Evidence Based Medicine/EBM) dan eksperimental dari beberapa penelitian yang ada. Hasil terapi yang terbaik dalam mengobati depresi mungkin akan didapat jika menggabungkan antara psikoterapi, obat-obatan dan akupunktur medik. Pengobatan akupunktur diharapkan akan meningkatkan angka kesembuhan depresi terlebih lagi akupunktur merupakan pengobatan yang efektif dan aman dinilai dari efek samping akupunktur yang minimal sehingga dapat mengurangi efek samping dari obat-obat anti depresan.

Sejarah Akupunktur Dunia I

Sejarah mencatat bahwa sebenarnya awal mula berkembangnya ilmu pengobatan akupunktur adalah berasal dari negeri tirai bambu atau Cina. Bangsa Cina sudah mengenal akupunktur yang dulunya dikenal dengan sebutan Chenjiu sejak kurang lebih dua ribu tahun  yang lalu bahkan ada literatur ynag menyebutkan bahwa ilmu pengobatan ini sudah dikenal dan dipratekkan di Cina sejak lima ribu tahun yang lalu. Pencatatan mengenai ilmu akupunktur dimulai sejak zaman Kaisar Kuning melalui sebuah buku yang berjudul “Huangti Neijing”  yang artinya ” Kitab Penyakit Dalam Kaisar Kuning”.  Kitab ini sebenarnya dibuat pada zaman kerajaan Tjan kok.  Kitab pengobatan ini dibuat atas perintah dari kaisar kepada salah seorang menterinya yang bernama Chi Po. Konon kaisar pada saat itu merasa risau bahwa dibalik kejayaan harta dan tahta kerajaan yang sudah dikuasainya namun ternyata masih banyak rakyatnya yang menderita akibat berbagai macam penyakit yang sangat sulit disembuhkan. Oleh karena itu sang kaisar memerintahkan kepada para ahli-ahli pengobatan di seluruh negeri untuk melakukan pengkajian ilmu pengobatan tidak hanya terhadap pengobatan dengan menggunakan daun-daunan, biji-bijian, batu dan tulang-tulang saja akan tetapi mengkaji ilmu pengobatan dengan menggunakan jarum. kaisar jug amemerintahkan kepada mentertinya tersebut untuk melakukan pencatatan sebaik mungkin agar prinsip-prinsip ilmu akupunktur tersebut tidak mudah dilupakan orang bahkan dapat dijadikan bahan kajian bagi para pengobat dimasa yang akan datang.  Oleh karena itulah kitab Huangti Neijing dianggap sebagai kitab pertama ilmu akupunktur dan moksibusi.

Pada abad ke-IV sebelum masehi Jin Jueh Chen atau Pian Ciao menulis sebuah buku yang berjudul Nan-Jing atau soal-soal sulit dalam ilmu kedokteran. Buku tersebut pada bebrapa halamanya membahas banyak hal tentang akupunktur klasik. Hal tersebtu menyangkut meidian, uraian beberapa titik akupunktur dan juga beberapa teknik dalam menggunakan jarum akupunktur.

Tahun 207 sebelum masehi sampai dengan kira-kira tahun 220 tahun masehi selama masa pemerintahan Dinasti Han Cong Cing dan Hua Tao adalah dokter yang sangat terkenal dimasanya. Di samping terkenal dengan keahliannya nya dalam ilmu bedah mereka juga terkenal dengan kemampuannya dalam pengobatan akupunktur. Mereka memanfatkan pengobatan akupunktur dan moksibusi dalam praktek kedokterannya sehari-hari.

Pada tahun 563 masehi ilmu akupunktur mulai menyebar ke Jepang. Dokter Che Jwang adalah orang pertama yang membuat atlas anatomi dengan titik-titik akupunktur.  Pada masa itulah banyak pelajar-pelajar dari Jepang dikirim untuk memperdalam ilmu ini di Cina.

Berikutnya pada masa dinasti Thang sekitar tahun 752 Wang Dao menulis sebuah buku berjudul ” Rahasia Obat-obat Seorang Pengobat Desa” buku tersebut menguraikan secara mendetil tentang ilmu pengobatan akupunktur dan moksibusi.

Pada zaman dinasti Sung 1027  dibuatlah patung perungggu sebagai acuan atlas anatomi akupunktur yangsampai sekarang masih banyak dipakai oleh para pelajar yang mendalami akupunktur diseluruh dunia.

Saat dinasti Ming berkuasa sektar tahun 1425 Dhen Houi menulis buku yang diberi judul “Buku Klasik Pengobatan Ajaib” dan antara tahun 1522-1566  seorang ahli akupunktur menuliskan syair-syair pengingat titik-titik akupunktur sehinggga memudahkan kita dalam menghapal titik-titik akupunktur tersebut yang jumlahnya ratusan.

Demikianlah sekedar gambaran betapa ilmu akupunktur ini sudah sangat lama dipelajari dan dipraktekkan oleh bangsa Asia khususnya oleh masyarakat Cina.  Pada saat ini ilmu akupunktur semakin  menarik minat para pelajar diseluruh dunia untuk ikut mendalami dan mempraktekkan ilmu akupunktur sehingga ilmu ini mengalami penyebaran yang luar biasa pesatnya sehingga semakin dirasakan manfaatnya bagi umat manusia.

Akupunktur

Akupunktur berasal dari dua kata Acus dan punctura. Acus artinya jarum dan punctura artinya menusuk atau tusukan. Secara harfiah acupuncture dapat diartikana sebagai suatu teknik pengobatan dengan menusukan jarum pada titik-titik akupunktur tertentu sesuai dengan indikasi yang ada. Metode pengobatan akupunktur dalam bahasa aslinya bahasa Cina disebut Zhen Jiu. Zhen artinya jarum dan Jiu artinya pemanasan/api. Mengapa dalam tradisi pengobatan Cina akupuntur lebih dikenal dengan sebutan Zhenjiu?. Hal ini dikarenakan disamping menggunakan teknik perangsangan titik-titik akupunktur dengan menggunakan tusukan jarum pengobatan Zhenjiu juga menggunakan moksa. Sekarang apa itu moksa? Moksa atau moksisbusi adalah suatu teknik perangsangan titik akupunktur dengan menggunakan efek panas (moksibusi) dari sejenis tanaman obat yang dikenal dengan Artemisia vulgaris. Tanaman ini dekringkan lalu dibuat menjadi bentuk batang atau kerucut kecil atau dibiarkan dalam bentuk serbuk untuk kemudian dibakar dan akan menghasilkan panas. Efek panas yang ditmbulkan dari pembakaran Artemisia inilah yang digunakan untuk menstimulasi atau merangsang titik-titik akupuktur yang sudah ditentukan berdasarkan indikasi penyakit yang ada.

Kembali kepada akupunktur. Akupunktur sebetulnya sudah dikenal oleh bangsa Cina lebih kurang 2000 yang lalu. Bahkan ada mengatakan bahwa teknik pengobatan ini sudah praktekkan oleh masyarakat Cina sejak 5000 tahun yang lalu. Entah mana yang benar yang jelas dari dahulu hingga sekarang ilmu pengobatan ini sudah banyak memberikan kontribusi nyata dalam dunia pengobatan baik dalam dunia pengobatan alternatif hingga pengobatan medik terkini pun banyak mengambil dan mendapatkan manfaat dari akupunktur.Bukan hanya dunia pengobatan tradisional bahkan dunia kedokteran konvensional semakin mengakui manfaat dari akupunktur.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!